untuk komodos Buddhist or paham sekali dengan ajaran Buddha
Topiknya related sama posisi pria wanita "queer". Theravada or Mahayana or aliran apapun itu deh, kenapa ajaran Buddha secara garis besar sangat 'chill' terhadap konsep monogamous same sex relationship? Pasti ada sejarah latar belakangnya kan ya? Konsep bebencongan, non binary, gender dysphoria (trans) people dianggap 'santai' sama Buddha daripada khususnya kalau dibanding Abrahamik?
Dalam hukum/interpretasi Abrahamik, same sex couple 'boleh' dilempar dari tebing or gedung tinggi, rajam sampai mati atau minimal wajib dipenjara, dikucilkan, force conversion therapy dll.
Liat di Thailand & Taiwan, same sex couple bahkan dapet sakramen secara buddhist, konteksnya mereka (si couple ini) emang jalanin konsep monogami sih, gatau deh hubungan poly/open marriage dalam posisi hukum Buddha gimana, boleh share juga kok.
Oh iya, sama negara kayak Thailand & Taiwan kok gak se woke negara barat ya? *cmiiw, Im really curious about this.
Buat yg paham teologi agama Abrahamik, boleh share juga ilmu nya kenapa hukum interpretasi agama Abraham se 'brutal' itu terhadap pria wanita LGB, terhadap same sex relationship yg jelas terdiri dari 2 orang dewasa 100% saling konsensual, pasti punya sejarah latar belakang nya juga.